Kota Tua Ampenan, Melting Pot Budaya Indonesia

Sebagai kota pelabuhan internasional lama, Ampenan telah menjadi tempat peleburan budaya untuk waktu yang lama. Beberapa tradisi asli Ampenan adalah produk pernikahan dari berbagai tradisi dari banyak negara dan kelompok etnis di Indonesia, yaitu Cina, Arab, Eropa, Sasak, Jawa, Bugis, Sunda dan banyak lainnya.

Itu masih bisa dilihat pada nama-nama desa di Ampenan seperti Kampung Bugis, Kampung Banjar, Kampung Melayu, Kampung Arab, Taman Kapitan, Tangsi dan lain-lain.

Pengaruh tradisi multi etnis juga dalam bahasa sehari-hari. Ampenan memiliki aksen tersendiri. Seperti bahasa anna-ente, itu adalah campuran bahasa Indonesia atau Sasak dengan aksen Arab. Dialek ini banyak digunakan sebagai bahasa sehari-hari terutama di komunitas keturunan Arab di Ampenan. Selain itu The Chinese juga menciptakan gaya aksennya sendiri kombinasi bahasa Melayu dan Cina.

Perkawinan budaya selama berabad-abad telah mengubah Ampenan menjadi melting pot budaya Indonesia. Sebuah kota multicolor dimana suku Sasak, suku asli dan mayoritas di Ampenan tinggal bersama dengan para pemukim dalam harmoni.

Meskipun mayoritas orang Ampenan adalah Muslim tetapi rumah ibadah lainnya seperti Hindu Pura, Gereja ke Vihara mudah ditemukan.

Pengaruh interaksi multi budaya juga dapat ditemukan dalam masakan Ampenan. Sebagian besar makanan asli dan peranakan Indonesia tersedia. Dari Chinese Capcai ke Nasi Padang, dari Arabian Kebab hingga Gudeg Jogja.

Bagi pecinta makanan tradisional Lombok, Ampenan adalah tempat terbaik untuk menemukannya. Setiap sore pelabuhan tua memiliki food court dengan panorama matahari terbenam khusus sebagai latar belakang. Pasar udara terbuka melayani banyak masakan asli Lombok seperti Ayam Taliwang, Nasi Sukaraja, Pelecing Kangkung, Rujak Terasi dan banyak lagi. Berjalan ke timur dari Pasar ACC melalui Jalan Saleh Sungkar, ratusan kios makanan dan restoran menunggu Anda. (LPG)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *